Shalawat Ghayatul Muna (Shalawat Penggapai Puncak Cita-cita)

Shalawat Ghayatul Muna (Shalawat Penggapai Puncak Cita-cita)

Pada akhir tahun 2010 alfaqir mendapat ijazah dari ulama maroko Sayyid Abdul Karim Baqqasy al-Idrisiy al-Hasaniy Hafizhahullah satu sholawat yang redaksinya:

 

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آله في كل وقت وأوان، وأنلنا ببركته غاية المنى والسلوان .

 

Allahumma sholli ala sayyidina muhammadin wa ala alihi Fikulli waktin wa awan. Wa anilna bibarokatihi ghayatal muna was sulwan

 

Artinya; Ya Allah, berikanlah shalawat kepada pemimpin kami Nabi Muhammad dan keluarga beliau setiap waktu dan kesempatan. Dan berikanlah kami anugrah dengan keberkahan beliau untuk mencapai puncak cita-cita dan harapan.

 

Shalawat ini pada asalnya terdapat dalam kitab “Nafhuz Zahril Arij Fi Nazham Maulidiyyah Ibni Samij” karya Sayyid Abdul Karim Baqqasy al-Idrisiy al-Hasaniy Hafizhahullah dengan redaksi nazham:

 

صلى عليه الإله في كل وقت وأوان ** وأنالنا ببركته غاية المنى والسلوان

 

Alhamdulillah kitab “Nafhuz Zahril Arij Fi Nazham Maulidiyyah Al-Allamah Ibni Samij” sudah alfaqir cetak dan tersimpan di perpustakaan Yayasan al-Muafah dari awal tahun 2011.

 

Semoga keberkahan shalawat tersebut menjadi Sababan Lahiqon (penyebab yang mengiringi) Busyra ‘Aiilah (kabar gembira yang disegerakan) segala cita-cita al-Faqir dan bagi siapa saja yang mengamalkannya.”

 

Khadimul Janabin Nabawiy

 

H. Rizqi Zulqornain al-Batawiy 

 Gambar

 

Kajian al-Jami’ as-Shaghir (Adab Membunuh Ular)

 

بسم الله الرحمن الرحيم

 

الحمد لله رب العالمين  . وصلى الله على سيدنا محمد الفاتح الخاتم وعلى أله وصحبه وسلم

 

 

Adab Membunuh Ular

 

 

 إذا ظَهَرَتِ الْحَيَّةُ في الْمَسْكَنِ فَقُولُوا لَها: “إِنَّا نَسْألُكِ بَعَهْدِ نُوحٍ وبِعَهْدِ سُلَيْمانَ بْنِ دَاوُدَ أنْ لاَ تُؤْذِينَا” فَإنْ عادَتْ فاقْتُلُوهَا .

Artinya: Apabila muncul seekor ular di dalam rumah, maka katakanlah oleh kalian kepada ular itu: “Saya berpesan kepadamu dengan perjanjian Nabi Nuh dan perjanjian Nabi Sulaiman putra Nabi Daud bahwa janganlah engkau menyakiti atau mengganggu kami”. Jika ular itu kembali lagi muncul, maka hendaknya kalian matikan ular itu.

 

Penjelasan:

Hadis ini diriwayatkan oleh imam at-Tirmidzi dengan sanad yang bersambung kepada Abdurrahman Ibnu Abi Laila. Menurut imam Tirmidzi, Imam Suyuthi dan Imam Munawi kualitas hadis ini hasan. Adapun menurut al-AlBaniy hadis ini dhaif.

 

Dalam hadis ini ada kesunnahan minta izin yang berisi peringatan ketika kita melihat seekor ular di dalam rumah atau di satu tempat. Dalam pendapat lain mengatakan hukumnya wajib memberikan peringatan, tetapi pendapat tersebut lemah.

 

 

Secara zhahir kita dilarang membunuh ular yang ujug-ujug (tiba-tiba) kita temukan di dalam rumah, sebelum kita memberi peringatan kepadanya. Para ulama mengatakan: seandainya setelah diberikan peringatan ular itu masih juga muncul atau balik lagi datang ke rumah dapat dipastikan ular itu bukan termasuk Ummar (jin penunggu suatu tempat) atau bukan juga jin Islam, maka ular tersebut wajib dibunuh lantaran ia syaitan yang tidak layak dihormati. Jika ular itu termasuk Ummar atau jin Islam yang sedang nyamar menjadi ular ketika disebutkan pesan peringatan, maka ia tidak berani untuk kembali lagi memuncukan dirinya lantaran takut kualat dengan perjanjian Nabi Nuh dan Nabi Sulaiman.

 

Sebagian Muhassyiy (ulama yang memberikan catatan) berkata: bahwa perintah memberikan peringatan terlebih dahulu sebelum membunuh itu hanya berlaku pada masa awal-awal Islam. Kemudian perintah tersebut dinasakh (dihapus) dengan perintah membunuh ular secara mutlak (kapan saja, dimana saja tanpa memberi peringatan sebelumnya).

 

Sedangkan menurut Imam al-Mawardiy dan Imam Iyadh kesunnahan memberikan peringatan sebelum membunuh ular itu hanya berlaku pada ular yang ditemukan di kota Madinah.

 

Imam az-Zarqaniy mengatakan kesunnahan isti’dzan (memberi izin peringatan) hanya berlaku pada rumah. Adapun di kebun, sawah, hutan atau padang pasir tidak berlaku. Tidak berlaku pula pada ular jenis Abtar dan Dzut Thafyatain yang kita  diperintahkan membunuh kedua. Abtar adalah ular berbuntut kecil sedangkan dzut Thafyatain adalah ular yang memiliki dua garis pada punggungnya.

 

Ada pendapat lain menyebutkan bahwa memberi peringatan itu sampai 3 kali, lebih dari 3 kali masih muncul juga baru dibolehkan membunuh.

 

Ibnu Ishaq berkata: Yang dimaksud perjanjian Nabi Nuh adalah perjanjian seluruh binatang ketika masuk ke perahu Nabi Nuh saat dunia ingin dikaramkan oleh Allah Taala.

 

Imam Ali Bin Ahmad al-Aziziy dalam as-Siraj al-munir berkata: Yang dimaksud perjanjian Nabi Sulaiman adalah dalam kaitan bahwasanya Allah Taala telah memberikan kepada beliau mu’jizat menundukkan bangsa jin.

 

******************

 

Pustaka:

-Faidh al-Qadir jilid satu halaman: 502

-as-Siraj al-Munir jilid satu halaman: 157

 

Khadimul Janabin Nabawiy

 

H. Rizqi Zulqornain al-Batawiy

 Gambar

 

Shalawat al-Habib Ali Bin Muhammad al-Habasyiy

Shalawat al-Habib Ali Bin Muhammad al-Habasyiy

اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ مِفْتَاحِ بَابِ رَحْمَةِ اللهِ، عَدَدَ مَا فِي عِلْمِ اللهِ، صَلاَةً وَسَلاَماً دَائِمَيْنِ بِدَوَامِ مُلْكِ اللهِ .

 

Artinya:” Ya Allah, berikanlah shalawat dan salam kepada pemimpin kami Nabi Muhammad dan juga para keluarga beliau, beliau merupakan kunci rahmat Allah. Sebanyak sesuatu yang berada dalam pengetahuan Allah, shalawat dan salam yang selamanya tercurah dengan kesenantiasaan kerajaan Allah.”

 

Penjelasan:

Shalawat ini dinisbahkan kepada seorang wali besar al-Habib Ali Bin Muhammad al-Habsyiy Radhiyallahu Anhu.

 

Keutamaannya:

Al-Habib Ali Bin Muhammad al-Habsyiy berkata: ” Shalawat ini memiliki keutamaan yang sudah tereksperimen sebagai wasilah untuk bertemu dengan Rasulullah Shallallahu alaihi Wa sallam dalam mimpi. Beberapa murid kami telah menguji coba memperbanyak membaca shalawat ini hingga mereka berjumpa kepada Rasululallah dalam mimpi. Maka bagi siapa saja yang ingin bertemu Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dalam mimpi saat tidurnya, maka hendaklah ia membaca shalawat ini dalam bilangan yang tak terbatas.”

 

Daftar Pustaka:

– an-Nujumuz Zahirah

– Dzakiratul Muhtaj

 

Jakarta 9 Desember 2013

 

 

Khadimul Janabin Nabawiy

H. Rizqi Zulqornain al-Batawiy

 

اللهم يا غفار الذنوب ، يا ستار العيوب ، يا قابل التوب ، يا واسع المغفرة ، يا من كتب على نفسه الرحمة ، يا رفيع الدرجات ، يا سامع الأصوات يا مجيب الدعوات ، يامن لا على أمره أمر يا فعال لما يريد ، يا هادي الذين آمنوا إلى صراط مستقيم ، يا ذا الرحمة الواسعة ، يا ذا الفضل والنعم ، يا ذا القوة المنين يا ذي الفضل على المؤمنين ،يا ذا العفو والمغفرة ، يامن لا يضيع أجر المحسنين ، يامن عنده مفاتيح الغيب يامن لايعزب عنه مثقال ذرة في الأرض ولا في السماء ، يامن يعلم السر وأخفى ويعلم ماتكتمون يامن له مقاليد السموات والأرض وهو السميع العليم ، يامن له الأسماء الحسنى ، يامن له الحمد في الأولى والآخرة وإليه ترجعون ، يا شاهداً غير غائب يا قريب غير بعيد أسألك أن تصل على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم

Gambar